Selasa, 08 Mei 2012

BERMAIN SAMA DENGAN BELAJAR


Setiap tahap perkembangan semua orang membutuhkan permainan dalam kehidupannya. Sebab agar informasi itu masuk dengan cepat kedalam otak. kita perlu membuka pintu otak (amigdala), pintu otak kita akan terbuka lebar apabila kita mengerjakan suatu pekerjaan dengan enjoy bukan sebagai beban.
            Didalam psikologi disebutkan bahwa setiap tahap perkembangan membutuhkan porsi yang berbeda-beda dalam permainan. Makin kecil usia seseorang semakin besar kebutuhannya untuk bermain. Sebaliknya semakin bertambah umur seseorang semakin kecil kebutuhan untuk bermain.
Anak umur 0-6 tahun merupakan masa perkembangan otak yang dramatis atau dikenal juga masa keemasan. Pada masa ini anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain, sebab pada usia ini anak-anak belajar berbagai hal melalui permainan.
Kita sebagai orang tua dan guru harus paham kebutuhan perkembangan buah hati kita. Dan sebagai guru kita harus paham metode-metode pembelajaran yang tepat agar indikator pembelajaran kita tercapai dengan maksimal.
Orang tua, guru, dan masyarakat pada umum nya berpendapat bahwa bermain merupakan pemborosan waktu atau  membuang-buang waktu. Anak dianggap belajar apabila anak duduk diam sambil memegang buku dan pensil. Pradigma itu harus kita robah karna melalui permainan anak banyak belajar berbagai hal. Misal permaianan peran, melalui permainan ini anak mengasah kemampuan berbahasanya dan kemampuan berimajinasi. Contoh lainnya anak bermain di taman, disini anak mencoba untuk menampilkan kecerdasan sosialnya.
Mulai dari sekarang janganlah kita melarang anak kita untuk bermain, karna melalui permainan yang positif anak-anak bisa mendapat pengalaman belajarnya yang paling berharga. Tugas kita sebagai orang tua, guru, mayarakat adalah mengarahkan anak-anak kita kepada permainan yang positif.
Semoga anak-anak kita nanti menjadi anak-anak yang cerdas melalui masa kanak-kanaknya dengan penuh arti. Rabu, 12-10-2011 jam 20wib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar